Mahasiswa Daerah, Tak Boleh Lupa Daratan!
Infomasyarakat.com, Opini-Tantangan baru dalam rangka
melangsungkan kemajuan organisasi semakin menguras tenaga dan pikiran, kemajuan
zaman yang memaksa sang Organisatoris untuk menyesuaikan segala bentuk gerakan
untuk dapat bersinergi dengan perkembangan zaman. Kemajuan teknologi contohnya,
melakukan kaderisasi tidak melulu harus bersilaturahmi atau bertatap muka. Tapi
melakukan publikasi dengan memanfaatkan teknologi yang sekiranya dapat membantu
pola kaderisasi.
Kemunduran
kesadaran betapa pentingnya organisasi bagi mahasiswa untuk membentuk kerangka
berpikir yang lebih dinamis sebagai kaum intelektual, kini menjadi tantangan
terseksi versi organisatoris sejati. Terkadang pola kaderisasi harus
menyesuaikan dengan para calon kader untuk kemudian organisasi tersebut dapat
diminati oleh si calon kader.
Namun
kali ini saya akan berbicara mengenai minat mahasiswa dari
daerah untuk ikut organisasi primordial dari daerahnya masing-masing, yang
seyogyanya biasa dijumpai berbentuk kekeluarga karena mempunyai ikatan
emosional berasal dari satu (1) daerah tanah kelahiran. Sekalipun keluar daerah sendiri untuk
melanjutkan studi, namun bukan menjadi alasan untuk tetap menjadi kontrol
sosial bagi kelangsungan pembangunan didaerahnya masing-masing. Maka, dapat
saya katakan organisasi primordial penting untuk mahasiswa yang berasal daerah.
Mengenal Organisasi
Primordial
Organisasi
primordial adalah organisasi yang berbasis kedaerahan , organisasi yang membawa
paham yang kita kenal sejak kecil, dari mulai adat istiadat sampai dengan
kehidupan sosial yang pertama kita kenal. Maka organisasi primordial hadir
sebagai pengingat bahwa tanah kelahiran atau daerah asal harus tetap
diperhatikan, terlebih-lebih dikontrol pembangunannya oleh mahasiswa sebagai
kaum intelektual. Tidak jarang organisasi primordial melalukan gerakan back to village atau kembali ke kampung
halaman, sebagai bentuk luapan ekspresi kepedulian akan tanah kelahiran
sendiri.
Organisasi
primordial mempunyai khas tersendiri dengan orgnasisasi berbasis nasional, dari
mulai pengambilan keputusan sampai bentuk pola pengkaderan, biasanya organisasi
primordial lebih mengedepankan cara-cara kekeluargaan atau menempuh jalur musyawarah
untuk mufakat yang terkesan lebih erat ikatan keluarganya. Maka tidak etis
dalam organisasi primordial pengambilan keputusan dengan tidak menempuh musyawarah
mufakat.
Sangat
mudah melihat organisasi daearah, kita bisa melihat dari bahasa yang gunakan.
Tetap dengan bahasa asli atau tidak, jika tidak, patut dipertanyakan organisasi primordial tersebut.
Gerakan yang dibangun dalam organisasi primordial adalah gerakan yang terus
mengingat dan menjaga keaslian diri, dari mana saya berasal. Sehingga paham yang
dikenal sejak kecil tak pernah luntur ditikam zaman. Karena begitulah hakikat
dari organisasi primordial.
Taring Tumpul
Organisasi Primordial
Organisasi
primordial mempunyai tantangan yang sangat luar biasa, harus bersaing dengan
organisasi berbasis nasional atau internal kampus. Ini yang selalu menjadi buah
keringat dalam berpikir bagi para primordialisme, bahwa organisasi primordial
harus mampu bersaing dengan kedua organisasi diatas. Tidak jarang mahasiswa
asal daerah aktif dalam organisasi kampus juga nasional, tapi enggan untuk
turut serta mengabdi di organisasi primodial. Sehingga muncul pertanyaan, ada
apa ?Ini yang menjadi titik berat dalam tulisan ini, sehingga mampu menjadi
tulisan yang insyallah dapat membuka pikiran mahasiswa dari daerah.
Organisasi Primordial
Penumbuh Cinta
Berbicara
organisasi primordial tidak luput dari pembasahan mengenai pembangunan
daerahnya sendiri, nilai-nilai yang tertanam sejak kecil yang harus tetap
bertahan sampai kapan pun. Organisasi primordial sebagai penumbuh cinta untuk
tetap dapat mempertahankan nilai-nilai budaya yang kita dapatkan sejak kecil.
peran organisasi primordial dalam hal ini ialah untuk menumbuhkan kesadaran
bahwa sekalipun mencari ilmu di kampung orang, kita tidak pernah melupakan
daerah kita sendiri. Terlebih-lebih organisasi primordial sebagai jembatan
untuk dapat mengabdikan diri kepada tanah kelahiran. Dari budaya sampai bahasa
yang digunakan adalah sebagai penumbuh kesadaran akan cinta tanah kelahiran
kita sendiri, berkumpul dengan saudara sekampung di kampung orang adalah bentuk
kebahagiaan yang sangat luar biasa. Apalagi kita sambil memperhatikan
pembangunan di daerah sekaligus menjadi bahan kajian yang menumbuhkan
kesadaran, selanjutnya diaplikasikan melalui tindakan dalam wadah organisasi
primordial. Intinya dalam hal ini, organisasi sebagai penumbuh cinta yang
melahirkan segala bentuk tindakan mengabdi untuk tanah kelahiran.
oleh:
Try
Ahdi Kuntul Bangsawan
(Aktivis
Mahasiswa Lebak)
Post a Comment