Header Ads

Penyidik KPK disiram Air keras. ARBAK: Penghinaan dan Menantang Rakyat Indonesia

Penyidik KPK, Novel Baswedan saat menjadi saksi kasus proyek e-KTP di gedung Pengadilan Tipikor, Jakarta. (Antara/ Sigit)

Infomasyarakat.com, Nasional - Aliansi Rakyat Bandung Anti Korupsi (ARBAK) menilai bahwa penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan tindakan penghinaan dan menantang Rakyat Indonesia.

"Penyerangan dengan menyiramkan air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan adalah sebuah bentuk penghinaan terhadap Rakyat Indonesia. Semua sudah kita ketahui bahwa elemen rakyat saat ini sedang memulai, walaupun tertatih-tatih untuk berjuang berikhtiar membebaskan bangsanya dari dari penyakit nomor satunya yaitu korupsi. Maka tindakan penyerangan terhadap penyidik KPK itu adalah sebagai bentuk penghinaan dan menantang semua rakyat." ujar Yandi Saprudin, Aktivis Aliansi Rakyat Bandung Anti Korupsi (ARBAK) dalam keterangan tertulisnya yang diterima Infomasyarakat.com, Rabu (12/4).

"Karena gara-gara korupsilah kebijakan Ekonomi jadi tak tentu arah, gara-gara korupsi Pembangunan jadi mandek, Infrastruktur hancur, Hukum menjadi bobrok. Semua kerusakan, kemunduran, Hukum rimba, Politik dagang sapi, semua berawal dan berpangkal dari prilaku korup yang menggila yang sudah mengakar di republik ini. Maka tidak ada cara lain bagi bangsa ini agar cepat maju ialah dengan cara memulainya gerakan perang terhadap korupsi, dan seluruh elemen rakyat sedang memperjuangkan itu." ujar Yandi. "dan didirikannya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah bagian dari ikhtiar bangsa ini untuk mewujudkan itu." ujarnya pula.

"Eh sekarang ada orang yang menyerang KPK dengan cara seperti itu, berarti itu adalah tindakan penghinaan dan menantang seluruh elemen rakyat." Tegasnya.

Oleh karena itu Yandi Saprudin berharap, Presiden Jokowi selaku panglima dan pemegang kekuasaan tertinggi di Indonesia, untuk dapat serius mengusut secara tuntas kasus ini dan membongkar motif dibaliknya. Dan jika sampai kasus ini tidak terungkap, Yandi menuntut Presiden Jokowi lebih baik mundur. 

Ia menyerukan juga, Presiden Jokowi dan POLRI bersama-sama dengan Masyarakat harus terus mengkampanyekan perang terhadap prilaku korup dan tindak pidana korupsi. Menurut dia, perang terhadap Korupsi harus terus digencarkan kepada seluruh elemen bangsa ini.

Seperti diketahui, Senin (11/4/17) seorang peyidik senior KPK, Novel Baswedan disiram pada bagian wajahnya tepat mengarah di kedua matanya oleh dua orang tak dikenal yang mengendarai motor matic, saat Novel Baswedan usai menunaikan solat subuh berjamaah di salah satu Masjid di lingkungan dekat tempat tinggalnya. [IM/Abbas]

Tidak ada komentar